Susu mengandung sumber gizi yang lengkap. Pada umumnya, susu sapilah
yang selalu disarankan untuk dikonsumsi oleh manusia. Dan harga seliter
susu sapi segar, dipasaran berkisar antara Rp7000,- s/d Rp8000,-. Lalu,
susu apa yang harga seliternya mencapai Rp276 juta? Dan kenapa bisa
semahal itu?
Susu mahal itu, ternyata "Susunya Tikus", karena tidak gampang dalam memperolehnya. Proses selama 30 menit saja, hanya menghasilkan 0,25 kubik sentimeter alias seperseribu liter. Dan dibutuhkan 4 ribu ekor tikus untuk mendapatkan 1 liter susunya. Nilai 1 liter susu tikus dihargakan 23 ribu euro atau sekitar ± Rp276 juta.
Susu tikus biasa dipakai sebagai sarana riset. Genetika tikus diubah sedemikian rupa, sehingga di dalam susunya terbentuk zat yang dapat membasmi bakteri malaria. Jika demikian, kenapa para ilmuwan mempergunakan susu tikus yang mahal itu dan bukannya dengan susu sapi yang jauh lebih murah?
Tikus adalah hewan kesukaan para periset genetika, karena DNA tikus sudah begitu banyak diketahui, jauh melebihi DNA hewan lainnya. Sehingga menjadi mudah menganalisis hasil dari sebuah percobaan.
Ribuan hewan dibutuhkan untuk sekali percobaan. Sebab itu, jauh lebih praktis memelihara ribuan tikus, ketimbang ribuan sapi. Jadi soal harga, susunya si tikuslah yang termahal. Kalau dari segi volume susu yang dihasilkan, siapakah penghasil susu terbanyak?
Seekor sapi, mampu menghasilkan sekitar 10 ribu liter susu dalam tempo setahun. Ini setara dengan 7 kali berat badannya. Sedangkan kambing, sanggup menghasilkan susu 12 kali berat badannya per tahun.
Rekor terbanyak dipegang oleh ikan paus biru. Dalam waktu satu hari, dia mampu menghasilkan 600 liter susu. Yang begitu penuh lemak, sehingga bayi sang ikan paus mampu menambah berat badan sampai dengan 100 kg per hari.
Ternyata susunya tikus yang telah dilakukan rekayasa genetikanya, dapat menyembuhkan penyakit malaria dan sebagai bahan riset para ilmuwan. Oleh karenanya, harga susunya luar biasa mahalnya.
Susu mahal itu, ternyata "Susunya Tikus", karena tidak gampang dalam memperolehnya. Proses selama 30 menit saja, hanya menghasilkan 0,25 kubik sentimeter alias seperseribu liter. Dan dibutuhkan 4 ribu ekor tikus untuk mendapatkan 1 liter susunya. Nilai 1 liter susu tikus dihargakan 23 ribu euro atau sekitar ± Rp276 juta.
Susu tikus biasa dipakai sebagai sarana riset. Genetika tikus diubah sedemikian rupa, sehingga di dalam susunya terbentuk zat yang dapat membasmi bakteri malaria. Jika demikian, kenapa para ilmuwan mempergunakan susu tikus yang mahal itu dan bukannya dengan susu sapi yang jauh lebih murah?
Tikus adalah hewan kesukaan para periset genetika, karena DNA tikus sudah begitu banyak diketahui, jauh melebihi DNA hewan lainnya. Sehingga menjadi mudah menganalisis hasil dari sebuah percobaan.
Ribuan hewan dibutuhkan untuk sekali percobaan. Sebab itu, jauh lebih praktis memelihara ribuan tikus, ketimbang ribuan sapi. Jadi soal harga, susunya si tikuslah yang termahal. Kalau dari segi volume susu yang dihasilkan, siapakah penghasil susu terbanyak?
Seekor sapi, mampu menghasilkan sekitar 10 ribu liter susu dalam tempo setahun. Ini setara dengan 7 kali berat badannya. Sedangkan kambing, sanggup menghasilkan susu 12 kali berat badannya per tahun.
Rekor terbanyak dipegang oleh ikan paus biru. Dalam waktu satu hari, dia mampu menghasilkan 600 liter susu. Yang begitu penuh lemak, sehingga bayi sang ikan paus mampu menambah berat badan sampai dengan 100 kg per hari.
Ternyata susunya tikus yang telah dilakukan rekayasa genetikanya, dapat menyembuhkan penyakit malaria dan sebagai bahan riset para ilmuwan. Oleh karenanya, harga susunya luar biasa mahalnya.
Susu Unta Punya Manfaat Besar
Sebagian besar masyarakat mungkin belum terlalu familiar dengan susu unta. Tapi ternyata susu ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh serta memiliki kandungan gizi yang lebih baik sehingga dikenal sebagai 'superfood'.Susu unta selama ini dikonsumsi secara luas di hampir seluruh negara Arab, susu ini memiliki rasa yang sedikit lebih asin dibandingkan susu lainnya dan seringkali diproduksi sebagai keju.
Organisasi PBB yang menangani masalah pangan (Food and Agriculture Organisation/FAO) menuturkan susu unta diketahui kaya akan vitamin B, C dan memiliki kandungan zat besi 10 kali lebih banyak dibanding dengan susu sapi.
Selain kandungan mineral dan vitaminnya yang tinggi, penelitian telah menunjukkan bahwa antibodi yang terkandung dalam susu unta diduga bisa membantu melawan penyakit kanker, HIV, AIDS, Alzheimer dan hepatitis C.
"Susu unta bisa menjadi tambahan pangan yang berguna karena mengandung kalsium dan vitamin B serta memiliki kadar lemak jenuh yang lebih sedikit dibanding susu sapi," ujar juru bicara dari British Nutrition Foundation, seperti dikutip dari BBCNews,
Kelebihan lain dari susu unta adalah tidak mengandung dua alergen kuat yang selama ini ditemukan dalam susu sapi, serta memiliki komponen sistem kekebalan tubuh yang mungkin memberikan manfaat bagi anak-anak yang alergi terhadap susu dan makanan lain.
Komponen sistem kekebalan yang potensial dalam susu unta diperkirakan bisa membantu memerangi beberapa penyakit. Para peneliti menduga ukuran kecil dari imunoglobulin atau antibodi yang ditemukan dalam susu unta memungkinnya untuk lebih mudah menargetkan zat asing penyebab penyakit (antigen) yang merusak sistem kekebalan tubuh seseorang.
Dr Reuven Yagil, seorang ahli fisiologi dari Israel yang melakukan penelitian selama 5 tahun menuturkan susu unta ini bisa mengatasi gangguan autoimun yang menekan sistem kekebalan tubuh seseorang.
Tapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut lagi, karena bukti ilmiah yang ada saat ini belum cukup untuk membuktikan efektivitas dari susu unta dalam pengobatan penyakit autoim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar