Pengertian dan Makna Hari Valentine
Pertama: Yaitu tanggal 14 Februari, hari perayaan modern yang
berasal dari dihukum matinya seorang pahlawan kristen yaitu Santo
Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M [Ensiklopedia Amerika volume
XIII/hal. 464]
Kedua: Yaitu sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda
cinta secara tradisional saling mengirimkan pesan cinta dan
hadiah-hadiah. Yaitu hari dimana Santo Valentine mengalami martir
(seorang yang mati sebagai pahlawan karena mempertahankan
kepercayaan/keyakinan) [Ensiklopedia Amerika volume XXVII/hal. 860]
Ketiga: Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari
Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup pertama [Ensiklopedia
Britania volume XIII/hal. 949]
Sejarah Asal Mula Hari Valentine
Perayaan ini termasuk salah satu hari raya bangsa Romawi paganis
(penyembah berhala), di mana penyembahan berhala adalah agama mereka
semenjak lebih dari 17 abad silam. Perayaan valentin tersebut merupakan
ungkapan dalam agama paganis Romawi kecintaan terhadap sesembahan
mereka.
Ada banyak versi tentang sejarah asal muasal hari kasih sayang ini, dan
dari semua asal usul atau sejarah ada yang menyimpulkan bahwa "hari
valentin memiliki latar belakang yang tidak jelas sama-sekali", baik
dari ceritanya maupun waktu terjadinya (perbedaan abad) walaupun ada
nama tokoh yang sama, karena akar sejarahnya berupa beberapa kisah yang
turun-temurun pada bangsa Romawi dan kaum Nasrani pewaris mereka.
Adapula yang mengurutkan sejarahnya :
Perayaan ini telah ada semenjak abad ke-4 SM, yang diadakan pada tanggal
15 februari, perayaan yang bertujuan untuk menghormati dewa yang
bernama Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang
dan berpakaian kulit kambing. Acara ini berbentuk upacara dan di
dalamnya diselingi penarikan undian untuk mencari pasangan. Dengan
menarik gulungan kertas yang berisikan nama, para gadis mendapatkan
pasangan. Kemudian mereka menikah untuk periode satu tahun, sesudah itu
mereka bisa ditinggalkan begitu saja. Dan kalau sudah sendiri, mereka
menulis namanya untuk dimasukkan ke kotak undian lagi pada upacara tahun
berikutnya.
Sementara itu, pada 14 Februari 269 M meninggallah seorang pendeta
kristen yang juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan yang
bernama Valentine.
Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang
terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi
memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya
bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat
dalam peperangan. Karena mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan
kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera
memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati
bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan.
Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal.
Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu
menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara
rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya
peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan
dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu
pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St.
Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis
hukuman mati dengan dipenggal kepalanya.
Sejak kematian Valentine (14 februari), kisahnya menyebar dan meluas,
hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah
hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo
Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan.
Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut
andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencari tokoh
baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka
menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang
dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua
tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi
14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine
sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine.
Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti
dengan "Valentine Days"